Tuesday, December 23, 2008
God of Fear a la Hirsi Ali
Setelah baca buku ini, cuma satu statementnya si Hirsi Ali yang "nggantung" di otakku.
Bahwa hubungan antar mahluk dan pencipta yang diajarkan di Islam adalah hubungan "takut". Bahwa to praise God, is to fear Him.
Benarkah?
Hmm. Kesimpulan yang diambil si Hirsi itu, mungkin dari pengalamannya sendiri semasa kecil. Growing up in Somalia, dimana sumber daya manusia rendah, I could imagine kebanyakan orang kecerdasannya kurang.
Orang yang mungkin kecerdasannya kurang, gak bisa kalau disuruh beragama dengan disodori konsep-konsep ilmiah dan logis tentang tuhan dan penciptaan dunia serta seisinya. Maka dari itu, mereka diajarkan moral agama dengan konsep lain. Kadang memang pendekatan yang terbaik, adalah dengan meniru sistem law enforcement. Yaitu menekankan ancaman akan hukuman dari Tuhan jika mereka berbuat jahat. Nah mungkin nih ya, mungkin, si Hirsi Ali mengambil kesimpulan seperti itu karena itulah fakta yang terjadi di lingkungan sekitar dia.
Padahal, tentu saja itu cuma satu jenis pendekatan. Masih banyak cara-cara lain dalam mempraktekkan Islam.
Terkadang, kalau kita melihat orang-orang yang cenderung "literal" dalam mengartikan ajaran Islam dan al-quran, kita seolah-olah melihat bahwa Islam itu keras. Kita lihat semuanya paksaan. Kalau kita nggak menuruti, maka Tuhan akan marah. Yang lupa kita selidiki adalah: benarkah itu esensi Islam? Benarkah ketakutan dan paksaan itu adalah esensi Islam?
Jawabnya: ya bukan laaaah! Bukan ketakutan dan paksaan itu yang lantas jadi esensi dan maksud ajaran Islam, gara-gara ada orang yang kelihatannya "terpaksa" untuk menjalani ajaran itu. Mereka menuruti ajaran itu karena mereka sepakat bahwa itulah yang benar. Itulah yang mereka setujui. Bukannya karena mereka takut atau apalah itu. Esensi Islam adalah kesepakatan untuk menuju kehidupan yang lebih baik. Dan aku rasa, ini esensi semua agama deh. Kristen, Budha, Hindu, Katolik... pasti mengajarkan kebaikan. Dan apakah ketika kita melakukan hal-hal yg baik yg dapat untungnya Tuhan? Ya jelas nggak laaah... yg dapet untung kan kita sendiri sebagai manusia, sebagai mahlukNya. Bayangkan, keuntungan kita berlipat: di dunia kita hidup berdampingan dengan manusia lain dg tentram damai, dan di kehidupan setelah dunia pun begitu. (insyaAllah amin..)
Siapa coba yang gak mau kehidupan di dunia yang aman, tentram, damai?
Bayangkan kalau ga ada orang yang suka korupsi. Enak kan?
Bayangkan kalau ga ada orang yang suka sirik sama orang lain. Enak kan? :D
Kadang memang ada manusia yang perlu ketakutan itu. Mereka harus takut untuk berbuat salah, agar mereka mau berbuat yang baik. Tapi alangkah indahnya jika semua manusia berbuat baik karena mereka senang berbuat baik. Itulah sebenarnya maksud dari paksaan-paksaan itu. Tuhan itu ada bukan untuk ditakuti, tapi untuk dicintai. Saat kita cinta padaNya, kita akan senang hati melakukan hal-hal yang diperintahkan olehNya. Karena perintah-perintah Dia, ya untuk kebaikan kita sendiri.
Nah begitu, mbak Hirsi Ali. Hehehe...
Ngomong2 gimana ya kabarnya tuh orang sekarang?
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment