
Perkenalkan, rumah kami berdua. Ukurannya 18 m2 saja, letaknya di lantai sembilan. Terdiri dari 1 kamar ukuran 3x4, kamar mandi, dan gang sempit menuju pintu keluar.
Di sisi seberang jendela ada sofa bed, yang kalau dibuka ukurannya 120x200 - pas untuk dua orang. Kemudian jemuran baju yang tergantung di pintu, yang kalau lagi penuh bisa merebakkan wangi harum, lumayan buat gantinya aromatherapy :) Di dua sisi kanan-kiri ada money machine kami berdua. Pertama sisi meja kerja: dua meja belajar dengan satu PC dan satu Mac. Lalu disisi lainnya ada pantry mungil kami berdua. Kedua-duanya sumber pemasukan dan rejeki bagi keluarga kecil kami. Sisanya hall kecil menuju pintu keluar, kamar mandi, jendela lebar dan pintu menuju balkon. Ya, sebanyak itu. Semuanya bernaung di petak kecil ini.
Alhamdulillah... all in all, flat mungil kami berdua ini sempurna keadaannya. Dibersihkan dua-tiga kali dalam seminggu. Penempatan perabotnya teratur dan semua sudut ruang berfungsi optimal. Semua itu cukup membuat kami berdua nyaman tinggal disini.
"Apa kalian nggak kepingin pindah ke rumah yang besar?" suatu waktu ibuku bertanya.
Tentu saja, satu hari nanti - mungkin setahun atau dua tahun lagi - kami harus pindah dari rumah petak ini. Tentunya ke apartemen hunian keluarga yang lebih besar dari sekadar flat. Tapi kami juga tidak membayangkan rumah besar bertingkat-tingkat dengan kebun luas berisi pohon nangka-duren-pisang-jambu dan kolam ikan yang luas :] Di Belanda ini luas tanah terbatas, tidak seperti di Indonesia misalnya. Rumah besar dengan kebun luas terlalu mahal dan susah didapat. Lagipula, kami berdua ini "manusia apartemen". In fact, we grew to adulthood living from apartement to apartement. Jadi jujur saja kami berdua lebih ngiler-ngiler membayangkan balkon di lantai 12 dengan pemandangan gedung-gedung pencakar langit daripada kebun berisi bermacam-macam pohon buah...
Intinya, kalau ditanya seperti apa rumah impian kami, jawabnya gampang: we dream of a crib, not a castle. Rumah mungil yang bersih, teratur, dan bisa berfungsi jadi sumber kehidupan kami berdua. Ada ruang keluarga yang nyaman...
Dan dua kamar tidur atau tiga...
Sudut untuk meja kerja yang nyaman, sewaktu-waktu saya atau suami harus bekerja dari rumah tentu saja dengan powerful desktop iMac... hahaha....
Dapur, tidak usah besar-besar asal ideal dengan ventilasi bagus...
A nice balcony with beautiful view towards the city; glowing red sunset draped in the background...
A little girl and a little boy...
And a fluffy, tabby cat named Pixel. :]
[update: ternyata reaksi suami waktu mendengar nama "Pixel" untuk future-kucing-peliharaan bukannya excited, tapi memicingkan mata dengan pandangan are-you-kidding-me-get-out-what-the-hell-???!! (reaksi yg persis plek seperti saat mendengar ide nama "Yohanna*" untuk future-daughter... ahiks -_-)]
*) Both of us dreamed of conceiving our first child (daughter, hopefully) at Johannesburg whilst away for a trip to watch the 2010 World Cup final in South Africa... hence the name Yohanna :P
2 comments:
masih di uilenstede mbak ?
masiiihhh :D
Post a Comment