Wednesday, May 27, 2009

Haters yang bergentayangan - the sequel



Banyak orang menceritakan hate-crime yang terjadi di jalan2 yg dipicu perbedaan ras. Korbannya orang kulit berwarna, either Turki/Maroko/Item dll. Katanya ada juga hate-crime yg dipicu perbedaan agama. Trus? Sampai kemarin, the idea of hate-crime seemed surreal to me. Saya gak percaya itu bisa terjadi apalagi di kota-kota besar yang penduduknya sudah terbiasa dengan keberadaan orang-orang dari berbagai bangsa dan agama.

Sampai kemarin... saya baca blog teman yang menceritakan dia disiram yoghurt di stasiun metro gara-gara dia pake jilbab.

I mean, seriously WHAT IS THIS, people? WHAT'S WRONG WITH THE WORLD? Kalo ini kejadian di kota macam Assendelft atau apa kek, kota kecil lain dimana banyak simpatisannya kakek satu ini ya masih bisa dimaklumi. Ini terjadi di Amsterdam!! Amsterdam, for f*ck sake! The melting pot of Holland!!

Plus, I know this friend of mine and how she dresses in daily basis. Does she dress provocatively (ex. pake burqa, pake baju panjang item-item)? Nope! Bahkan dia biasa aja, pake jeans, pake cardigan, pake jilbab warna cerah. Has a very respectful job, smart and friendly. So?

I thought for once we are all becoming more and more civilized every day. Ternyata masih ada orang2 menyedihkan yang hidup dalam tempurung. Menelan bulat-bulat berita-berita ga jelas dari media media semacam Telegraaf yang hyper-dramatic. Jadi korban hyperrealism yang percaya bahwa orang Islam itu identik dengan orang bersorban yang naik kuda sambil bawa pedang sambil teriak La Ilaaha Illallah dan memenggal kepala orang-orang. Hello guys? Don't you know the propaganda theory? How media coverage is determined by their owner's political needs? Oops. I forgot I'm talking to the wrong audience.

5 comments:

Unknown said...

did she actually ask why did the old-man did it?

a.k.a. Nez said...

Gak tau. Aku sih udah komen di posnya tanya kenapa kok bisa gitu. Tp belum dijawab.

Anyway, gak disebutin itu old man atau bukan. Tapi I suppose mungkin orang tua kali ya. Telegraaf lak woconane wong2 tuek :P

Unknown said...

wakakakak. yah nez, one thing i learned, from being my old prejudice self, lebih baik takon. Dan seperti yang kolega2 belanda bilang, nek g takon g kiro dike'i.

Intinya, mustinya tanya, ini kenapa? dan saya minta ganti rugi buat laundry. enak aja. or am calling the police.

our faith. their country. their rule.
and we played by that.
jadi next time, kalo kejadian ke kita, langsung minta biaya laundry, enak aja. or better, call the police.

Oma Nia said...

really? dsiram yoghurt?
gosh,...

but nez, what would you do if you were in that position? for me, i would have been stunned, not understanding and not being able to do anything. karena kaget dan kayak ngga nyadar apa yg terjadi.

a.k.a. Nez said...

Hmm.. What would I do? Kayaknya bakal sama ama dikau deh Nie. Saking terlalu kagetnya mungkin aq ga tau mesti bilang apa. Eh, kecuali kalo sebelumnya aq n orang itu emang dah arguing. Pastinya klo gitu aq bakal semakin marah2.

Tp yang jelas, ga bakal langsung kepikiran biaya laundry bok :P (Pasti cm kepikiran satu hal: ndorong orang itu ke rel, biar kelindes metro..)